SINOPSIS CHANDRA NANDINI ANTV
Sinopsiskomplit.blogspot.com - Sinopsis Chandra Nandni episode 1 :
Dahulu kala, Negeri Bharata adalah sebuah negeri yang memiliki sejarah tentang Ksatria-ksatria pemberani yang berjuang di jalan kebaikan. Narator berkata, "...mengapa orang-orang hanya memuji para Raja dan tidak memuji Ratu yang selalu berada di balik kesuksesan seorang Raja? Dan salah satunya adalah Ratu dan Raja favoritku yang berjuang untuk negeri Bharata. Dia adalah Raja Maurya, Samrat Chandragupta dan ratunya yang mengajarkan cinta dan membantunya berjalan menuju kesuksesan. Dia adalah Nandini, wanita di belakang Chandragupta dan kemuliaan Samrat Maurya. Tapi kisah ini tidak akan lengkap tanpa ibu Chandragupta yang karakternya selalu di pertanyakan tapi melahirkan seorang Raja yang pemberani!"
Maharaj Suryagupta dan ratu Moora sedang tidur. Seekor nyamuk mengigit lengan sang raja. Ratu Moora melihat itu dan meniup si nyamuk hingga terbang. Sayangnya nyamuk itu malah hinggap di bibir Maharaj Suryagupta. Ratu Moora lalu meniup bibi Suryagupta, nyamuk terbang dan Suryagupta terbangun. Keduanya saling bertatapan mesra.
Suryagupta menatap Moora yang berdiri di hadapannya mengenakan pakaian
warna keemasan. Sang raja berkata, "warna Pink lebih cocok untukmu, aku
tidak suka warna emas ini..!" Sang ratu cemberut dan berkata dengan nada
menantang, "kalau begitu akan akan memakai gaun warna emas ini..." Sang
ratu pergi. Tak lama kemudian dia keluar mengenakan gaun warna Pink.
Suryagupta tersenyum melihatnyat. Ratu Moora berkata, "gaun keemasan itu
terlalu ketat.." Suryagupta menghampiri ratu Moora dan berisik, "aku
tidak bisa hidup tanpamu!" Ratu moora balas berkata, "aku juga tidak
akan pernah membagi dirimu. Kau adalah hidupku dan segalanya bagiku..!"
Keduanya lalu berpelukan. Suryagupta berbisik lagi, "aku tahu kau sangat
mencintai aku!"
Maharaj SUryagupta memasuki aula. Para petinggi
kerajaan berdiri menyambutnya. Pelayan membawakan hadiah yang di kirim
oleh Raja Magadha untuk Maharani Moora atas kabar kehamilannya dan
mengundang mereka untuk datang ke Magadha.
Malamnya, Maharani
Mora sedang minum air dimana ada bayangan bulan di dalamnya. Ratu Moora
tersenyum dan berkata, "aku ingin anak kita nanti di beri nama
Chandragupta.." Suryagupta menatap ratu, "tapi rembulan muncul setelah
matahari.." Ratu Moora melarang Suryagupta bicara begitu, "bahkan kau
tidak akan pernah meninggalkan diriku sendirian.." Suryagupta mengangguk
dan berjanji, "aku akan selalu bersamamu! Kita akan pergi ke Magadha.."
Narator
berkata, "Di Magadha, badai sedang menunggu Maharaja Suryagupta dan
Ratunya. Nasib buruk telah menunggu kedatangan mereka..."
Di
Kerajaan Magadha, Maharani Avantika sedang membidik sebuah vas yang di
letakan di atas kepala Maharaj Shishunag. Bidikannya tepat sasaran.
Shishunag memujinya. Avantika berkata, "kau tahu bertapa takutnya
diriku.."
Pelayan datang untuk memberitahu kedatangan Maharaja
dan Maharani Samrat Maurya. Mereka di sambut dengan cinta. Avantika dan
Moora berpelukan. Begitupula Suryagupta dan Shishunag. Avantika mengadu
pada Suryagupta, "temanmu selalu mengganguku, Suryagupta Ji.." Moora
menyahut, "para suami sangat suka menggangu istri mereka.." Keempatnya
lalu tertawa. Avantika mengajak Moora masuk kedalam dan beristirahat dan
menyegarkan diri. Moora menurut.
Sorang pria sedang mengintip Moora
yang sedang bersiap untuk mandi. Tapi kemudian dia terpeleset dan jatuh.
Temannya menegur, "dia sedang hamil. Apakah kau tidak tahu malu?" Si
pria menjawab, "dia adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat. Aku
jatuh cinta padanya.."
Rakyat Magadha berkumpul di halaman istana
untuk mendengar sambutan raja mereka. kedua maharaj sama-sama meminta
rakyat mereka untuk menyebut tanah air mereka sebagai ibu pertiwi
Bharata dan tidak saling berperang antara satu sama lain. Moora terlihat
menahan nyeri. Avantika menegurnya, "mengapa kau tidak beristirahat
saja di dalam?" Moora menyahut, "aku ingin anakku mendengar semau
kata-kata nasehat dari ayah dan pamannya." Suryagupta dengan lantang
berkata, "persatuan adalah kekuatan. Jadi mari kita bersatu dan kalahkan
musuh. Dengan begitu, tidak akan ada orang asing yang berani menyentuh
tanah air kita lagi. Seorang Raja di kenal karena Rakyatnya!"
Sementara
itu, selama Suryagupta bicara, pasukan asing memasuki perbatasan negeri
Bharata. Tentara Bharata bertarung dengan mereka dan berhasil
mengusirnya. Tapi sebelum pergi, Raja asing berkata, "salah satu Raja
pasti akan menjual negeri ini untuk uang, saat itulah kami akan bicara!"
Dari
bawah, Ketika kedua Raja sedang berpidato, seorang pria terus menatap
Maharai Moora tanpa berkedip. Dupatta Maharani Moora tertiup angin dan
terbang lalu jatuh menutupi wajah si Pria. Si pria menangkap Dupatta itu
dan dengan bersemangat mengembalikannya pada Moora. Ratu Moora
mengambil kembali Dupattanya. SI pria mengambil kesempatan itu untuk
menyentuhnya dan pergi. Moor memberitahu Avantika tentang hal itu.
Avantika geram, "kau ikut aku, aku tidak akan membiarkan dia hidup!"
Morra dan Avantika masuk kedalam. Avantika mengejar pria itu dan
menegurnya, "kau tidak tahu malu!" Maharaj kaget, "ada apa?"
Avantika
menjelaskan kalau pria itu coba menyentuh dan menghina Maharani Moora,
"aku akan menghukumnya." Suryagupta dan Shishunag marah. Avantika
menghajar pria itu. Moora berteriak menghentikannya, "cukup! Hentikan!"
Avantika berkata, "tidak! Ini tidak cukup! AKu akan menjatuhkan hukuman
mati untuknya!" Moora melarang, "jangan lakukan itu!" Avantika berkeras,
"aku tidak akan mengampuni mereka yang menghina wanita. Karena Maharani
Moora melarangnya, maka aku akan menjatuhkan hukuman seumur hidup
padanya!"
Moora terlihat sangat kahwatir. Suryagupta melihat itu
dan bertanya, "mengapa kau sangat cemas?" Moora menjawab, "aku merasa
tidak ingin tinggal di tempat ini lebih lama lagi..." Moora melihat pria
yang menyentuhnya sedang lewat. Dia memberitahu Suryagupta kalau dia
melihat pria itu. Suryagupta menenangkannya, "tenanglah, Kau tetaplah di
sini...! Aku akan memeriksanya!" Suryagupta lalu pergi untuk menemukan
pria itu. Dia melihat si pria masuk kekamar Maharani Avantika.
Suryagupta membuntutinya.
Avantika menyambut pria itu dengan
gembira. Pria itu bernama Nand. Dia menjatuhkan diri di kaki Avantika
dan meminta pengampunan. Avantika berkata, "aku tidak akan
mengampunimu...!" Avantika lalu menyuruh pelayan dan pengawal pergi dari
kamarnya. Setelah mereka hanya berdua, Avantika dan Nand berpelukan.
Nand komplen, "kau hednak menghukum mati aku?" Avantika menyahut, "kau
tahu aku tidak akan melakukannya!" Nand membopong Avantika dan
menjatuhkannya di atas ranjang. Suryagupta datang dan melihat semua itu.
Avantika
dan Nand bermesraan di ranjang. Avantika menegur kelakuan Nand yang
berani menyentuh Moora. Nand mengelak, "aku sangat memujamu. Aku merasa
kau adalah milikku. Tapi sampai kapan kita harus bertemu secara
sembunyi-sembunyi seperti ini?"
Avantika berkata kalau dirinya
sedang membangun kepercayaan rakyat, "tapi pria bodoh itu, dia tidak
tahu kalau 9 anakku bukanlah anaknya tapi anakmu. Tak lama lagi aku akan
membunuhnya. Kau jangan khawatir!" Suryagupta kaget mendengarnya. Dia
memutuskan untuk memberitahu Shishunag. Saat Suryagupta hendak berbalik
pergi, dia menjatuhkan sesuatu. Avantika dan Nand kaget. Avantika
meminta Nand melakukan sesuatu, "...dia akan memberitahu Shishunag.
Tangkap dia Nand!"
loading...